Penyair Asrizal Nur menggelar Drama Musikal Melayu 4 Negara berjudul Mencencang Air, drama musikal ini disutradai bersama dengan Mohd, Diani Kasian (Kancil) dramawan dari Alumni Teater Rimba Malaysia dan penata musik kelas internasional, Epi Martison yang digelar di Gedung Sasono Langen Budoyo TMII 12 Juli 2019 lalu.
Drama Musikal 4 Negara ini didukung oleh Brunei Darussalam dengan 6 pemain, antara lain : Yusof Hj Abdul Kadir (bintang film laga dan bintang TV) berperan sebagai Sultan Borneo, Suzy Rahmah (Artis penyanyi dan bintang TV) berperan sebagai Permaisuri Borneo, Mohamad Azri bin Abdullah berperan sebagai Panglima, Asmae Nasir sebagai Putra Sultan Borneo, Zai Ibrahim sebagai Dayang Pengasuh, Zahir Hussain sebagai Hulubalang Borneo.
Dari Malaysia diikuti Aktor, antara lain : Prof.Madya Andika Aziz sebagai Sultan Malaya, Prof Dr Dato Wan Hashim Wan Teh sebagai Dato Imam Paduka Tuan, Anwar Mohamad Zulkifli sebagai Tumenggung Jalak, Ibrahim Akir sebagai Datuk Bendahara Malaya, Mohd Rafi Bin Abd Latif sebagai Panglima Malaya, Munzeer Isa sebagai Putra Sultan Malaya, Abdul Aziz Bin Marzuki (Pengawal Malaya). Dari Singapura menampilkan penyair Cg.Karmin Abbas sebagai Datuk Bendahara Temasik.
Sedangkan dari Indonesia, tuan rumah menampilkan Asrizal Nur sebgai Raja Indrapura Diraja, Darmansyah (Penyanyi melayu/slow Rock Melayu popler tahun 90-an), Glow Rosa (Artis Ibu Kota pendatang baru), Aktor Jimmy S Johansyah sebagai Datuk Padekik, Aktor Bambang Wahyudin sebagai Datuk Laksamana Indrapura, Tokoh Betawi Yahya Andi Saputra sebagai Datuk Babengkot, Dosen UNJ Sam Mukhtar Chaniago sebagai Datuk Bendahara, Tuty Tarwiyah Adi (Doktor Musik Perempuan pertama asli Betawi), Firmansyah (Aktor lenong dan penyanyi gambang kromong) dan banyak pemain lainnya.
Untuk pertama kalinya, Yeni Fatmawati terjun dalam pentas musikal, menjadi salah satu bintang tamu dan berperan sebagai Permaisuri Indrapura. Selain itu, drama musikal ini dimeriahkan juga dengan penari dari sanggar Tari Citra Istana Budaya, pemusik melayu professional, pemusik gambang kromong dari Sanggar Pusaka Betawi hingga 20 pesilat dari Seni Golok Indonesia.
Drama musikal yang berdurasi 2 jam 30 menit ini bertujuan untuk menggalang persatuan sesama negeri serumpun. Menjadi pengingat kepada generasi muda bahwa pada mulanya mereka dari satu keturunan yang sama yakni Melayu, maka dari itu diharapkan ikatan persaudaraan tidak boleh putus. Secara negara memang terpisah tetapi secara kebudayaan mereka satu. Tak putus air dicencang, demikianlah hakikatnya.
BERITA LAINNYA
E-Book: 1001 Pantun Nusantara & Negeri Serumpun
Bertamasya ke Bumi Priangan JelitaJangan lupa singgah di Bandung Kota BungaMari bersama kami berpantun dengan suka-riaPersembahkan Budaya Nusantara ke Panggung Dunia Selamat membaca! ebook-1001-Pantun-Nusantara-dan-Negeri-Serumpun-compressed-2Download
Antologi 1001 Pantun Nusantara untuk Mengkukuhkan Eksistensi Budaya & Kearifan Lokal Serta Bahasa Indonesia di Kancah Internasional
Pantun? Merupakan puisi klasik yang pada mulamya dilisankan, populer di Tanah Melayu (Nusantara dan Malaysia) sejak Abad ke 15. Maka pantun disebut sebagai warisan budaya nirbenda yang memperkuat identitas budaya dan jati diri bangsa, diakui oleh UNESCO 17 Desember...
Pameran Seni Rupa Internasional “Tales Beyond Borders”
Pameran kolaborasi antara dua kampus seni rupa yang diadakan di Mesir pada tanggal 8-11 Januari 2024 ini melibatkan tujuh seniman internasional yang dilaksanakan di Ahmed Basyoni Gallery, di Kota Cairo Mesir. Kolaborasi ini terdiri dari para mahasiswa magister dari...
Pertunjukan Teater Musikal “Keumalahayati – Laskar Inong Balee” II
Cerita kepahlawanan Keumalahayati dimulai saat memimpin lebih dari 2.000 pasukan inong balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Atas...
Everything in Between – Art Exhibition
Uraian wacana dan proses kreasi seniman yang diciptakan merupakan perwujudan dari judul yang diangkat, yakni Everything in Between; dorongan bermain, yang tak kasat mata antara seniman dan karyanya, kemudian terjadi kemungkinan-kemungkinan pada proses kreasi untuk...