Pameran kolaborasi antara dua kampus seni rupa yang diadakan di Mesir pada tanggal 8-11 Januari 2024 ini melibatkan tujuh seniman internasional yang dilaksanakan di Ahmed Basyoni Gallery, di Kota Cairo Mesir. Kolaborasi ini terdiri dari para mahasiswa magister dari Fakultas Seni Rupa ITB dan civitas dari Fakultas Edukasi Seni Universitas Helwan. Seniman-seniman tersebut adalah Nayera Subaih, Shofia Ajiba, Veronika Dheta, dan Yeni Fatmawati yang merupakan mahasiswa dari ITB. Sedangkan seniman-seniman dari Universitas Helwan adalah Ahrar Thamer Alshammeri (Kuwait), Hagar Rahab Mohamed dan Rehab Haroun yang berasal dari Mesir.

Pembukaan pameran dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2024 pada pukul 14.00 waktu Mesir yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Edukasi Seni Univiersitas Helwan, DR. Nabil Abdulsallam, istri Deputi Duta Besar Indonesia untuk Mesir Diah Mohamad Zaim Nasution, Konselor Budaya Prof. Bambang Suryadi, Ph.D., dan salah satu dari dosen seni rupa ITB Dikdik Sayahdikumullah, Ph.D. Pameran resmi dibuka diawali dengan sambutan singkat oleh DR. Nabil Abdulsallam dilanjutkan dengan prosesi pemotongan pita merah di depan pintu Galeri Ahmed Basyoni. Pameran didukung oleh Papatong Artspace, Bank BRI, Pelindo, dan Bank BJB.

Seniman yang berpameran mempresentasikan karakteristik karya dari masing-masing institusi dengan perbedaan latar belakang dan budaya yang berbeda. Ditambah lagi dengan perbedaan metode ajar yang biasa diterapkan oleh tiap kampus. Selain itu kedua negara yang berpartisipasi ini memiliki sejarah kolonialisme yang dialami pada masa lalu. Sehingga seni rupa yang berkembang di tiap negara memiliki akar yang serupa. Dari ketujuh seniman yang terlibat menyisipkan simbol pada setiap karya yang tentunya sudah dielaborasi dengan teori dan konsep yang mereka bangun. Kemudian, diubahnya menjadi sebuah metafora yang filosofis didalamnya. Pun ada kesamaan lain yang menarik pada setiap konsepnya dimana kecenderungan mereka untuk menyelami jiwa yang sejatinya untuk mencapai pada kedamaian batin. Sehingga, karya yang mereka ciptakan tatkala menjadi karya seni sebagai komunikasi batin dari ruh seniman yang berakar melalui pengalaman dramatik keseharian menjadi sebuah pengalaman estetik yang dapat disampaikan

Tales Beyond Border secara khusus menyoroti peran dan karya seniman yang secara signifikan membawa ke arah pembaharuan dari pengalaman dan pengetahuan yang telah dicapai. Dari pameran ini kita belajar bahwa keberagaman itu penting untuk menumbuhkan rasa toleransi di setiap perbedaan antar budaya dan pola pikir agar dapat menuntun proses kreasi di era globalisasi ini sebagai jembatan untuk mencatat riwayat dalam medan seni rupa kontemporer.